STADION SILIWANGI, Digunakan Persib Sejak 1950-an
PERSIB memiliki ikatan sejarah dengan Stadion Siliwangi Bandung. Sejak berganti nama menjadi Stadion Siliwangi (pada 1950-an bernama Lapangan Sparta), Persib lebih sering bermain di Siliwangi dalam event resmi maupun tidak resmi. "Saat itu, Stadion Siliwangi sangat angker bagi tim tamu. Semua tim yang akan dihadapi Persib, justru sudah takut duluan, takut kalahnya besar. Persib mau main di Bandung atau kandang lawan, selalu dijagokan,". Mantan pemain Persib, Emen Suwarman, merupakan salah seorang saksi hidup yang mengetahui sejarah Persib dengan Stadion Siliwangi. Menurut dia, kondisi lapangan Stadion Siliwangi dulu sangat bagus. Namun, saat itu, terkadang juga Persib bermain di Lapangan UNI Jln. Karapitan atau Lapangan Sidolig (Stadion Persib), Jln. Ahmad Yani Bandung. "Saat itu, Stadion Siliwangi sangat angker bagi tim tamu. Semua tim yang akan dihadapi Persib, justru sudah takut duluan, takut kalahnya besar. Persib mau main di Bandung atau kandang lawan, selalu dijagokan," ujarnya. Emen mengatakan, dari sejumlah lapangan yang kondisinya bagus di Bandung, hanya lapangan yang dikelola oleh TNI atau berada di lingkungan TNI yang masih tetap terawat. Yang lainnya, justru sangat mengkhawatirkan, misalnya lapangan UNI dan Sidolig. Dua lapangan ini sudah tidak layak lagi digunakan untuk pertandingan sepak bola. Lapangan bagian tengah diuruk pasir. Jika hujan turun, lapangan becek dan menimbulkan genangan air. "Dulu, yang main bola banyak sekali. Dari pagi sampai sore tidak pernah berhenti. Akibatnya, lapangan menjadi rusak," ujar Emen. Lapangan Sparta dibeli Kodam III/Siliwangi pada awal 1950-an saat Pangdam (dulu Panglima TT) III/Siliwangi dijabat Kolonel Alex Kawilarang. Menurut Emen, biaya untuk membeli lapangan ini urunan anggota TNI dipotong dari gaji lauk pauk (LP). Potongan prajurit 1 ringgit, sedangkan perwira Rp 5,00, sedangkan gaji atau lauk pauk sipil yang bekerja di TNI tidak dipotong. "Saya pertama kali ke Stadion Siliwangi tahun 1953 melihat pertandingan sepak bola. Saat itu, saya belum menjadi pemain. Saya pertama kali main di Stadion Siliwangi pada 1958. Sesudah itu, main terus di sana. Saya sampai tahu, di sebelah mana saja tanah anu rada legok," ujarnya. Pada 1953, stadion ditutup seng drum aspal, sehingga penonton yang masuk harus bayar. Tribun yang ada hanya VIP. Di bagian timur, utara, dan selatan hanya hamparan tanah. Baru pada akhir 1970-an, stadion direnovasi total oleh kontraktor dari Propelat, dan kondisinya seperti sekarang. Namun, di Tribun Timur sempat ada renovasi lagi untuk memperbanyak kapasitas tempat duduk. Berkaitan sempat muncul wacana Persib akan pindah ke Stadion Si Jalak Harupat, menurut Emen, hal itu sah-sah saja sepanjang memang demi kebaikan Persib. Namun, menurut dia, lebih baik Persib tetap berada di Stadion Siliwangi, asalkan panpel berkerja profesional sesuai dengan tugasnya. Jika tidak demikian, jumlah penonton bisa membeludak dan menembus pinggir lapangan. "Kalau ingat sejarah, rasanya berat harus pindah. Namun, jika melihat situasi dan kondisi seperti sekarang ini, apa boleh buat, pindah stadion saja," ujar Emen. (P-06)*** dari GELORA |
Comments on "STADION SILIWANGI, Digunakan Persib Sejak 1950-an"